Bagaimanapun bentuk kekejian yang menimpa, pasti ada suatu yang menjadi risiko
atau tangguangan yang menjadi ikhwal permasalahan yang timbul, sehingga menjadi
sebuah fenomena yang sangat mengerikan, dan menjadi buah dari ikhwal petaka
tersebut, yang semua itu tidak terlepas dari sebuah gejolak yang ditimbukan
sang pelaku perbuatan maksiat tersebut. diantaranya petaka yang timbul itu
adalah;
3,l. Merusak Fithroh Manusia
Fithrah manusia bisa membaca, zina beserta seluruh ornamennya adala berupa
cela. Akal bisa menalar bahwa zina adalah pengundang bencana. Hatipun bisa
merasa, betapa zina akan menjatuhkan kemulian manusia.
Bukan saja menurut fihroh manusia, instink binatangpun menganggapnya sebagai
cela. Imam Al-Bukhori menyebutkan didalam Shahihnya bahwa Amru bin Maimun
Al-Adawi berkata; “ Dimasa jahiliyah aku melihat kera jantan yang berzina
dengan kera betina, maka berkumpullah kera-kera yang lain untuk merajam
keduanya hingga mati.”
Tetapi sekarang, ketika zina sudah menjalar dan merebak sehingga menjamur
dimana-mana, kepekaan manusia akan buruknya zina menjadi tumpul. Instink
binatang bahkan lebih jalan dari akal manusia. Kebencian manusia terhadap zina
sudah luntur, seperti orang yang sudah terbiasa bergumul dengan sampah, lambat
laun hidungnya tak lagi merasakan busuknya sampah. Sehingga manusia tidak lagi
memikirkan yang menjadi tanggungan hidupnya, yang menjadikan hidupnya tak lagi
bermoral, seyogyanya sampah yang ditiup angin, yang tak tau kemana dia akan
melangkah pergi. Padahal dia akan menuju lubang yang sempit dan gelap, yakni
kematian yang akan menjemputnya dan dimana perbuatan semasa hidup akan
dipetanggung jawabkannya pada yaumu hisab nanti.
3,2. Menghancurkan Agama pelakunya
Bagi pelaku, zina adalah biang kesengsaraan dan tercabutnya unsur-unsur kebahagiaan.
Seperti yang disebukan Ibnu Qoyyim, “ Terkumpul pada tindakan zina segala
bentuk keburukan berupa lemahnya agama, hilangnya sifat wara’(kepekaan dan
kewaspadaan terhadap dosa), rusaknya susila dan tipisnya kebencian terhadap
dosa. Maka tiadak anda dapatkan seorang pezina yang memiliki sifat wara’, setia
janji, jujur dalam ucapan maupun kesetiaan pada teman dekat, dia juga tidak
memiliki kecemburuan atas kekejian yang ia lakukan oleh istrinya.”
Silakan tanya, masih adakah diantara ribuan bahkan jutaan pelacur yang masih
menjaga shalat lima waktunya? Masih adakah dari sekian banyak lelaki hidung
belang yang rajin mendatangi lokasi perzinaan, rajin pula mendatangi masjid
untuk shalat berjamaah? Atau adakah dari sekian banyak mucikari yang menjadi
da’i untuk menda’wahkan agama Allah? Sungguh suatu yang mustahil dan jauh dari
pandangan akal.
Tercabutnya unsur keimanan didalam hati karena zina, dijelaskan oleh nabi yang
artinya; “ Tidaklah seorang pezina itu beriman saat ia berzina.”
Zina juga menyebabkan hilangnya rasa malu, sedangkan rasa malu adalah sebuah
kebaikan, juga merupakan salah satu cabang keimanan. Hilangnya rasa malu
menyebabkan manusia lepas kontrol sehingga bisa berbuat apapun yang dia suka,
meskipun bertentangan dengan akal sehat.
Selain itu juga zina merenggut kebahagiaan manusia. Syekhul Islam Ibnu
taimiyyah berkata; “Sdah tidak diragukan lagi bahwa kesukaan terhadap tindakan
zina adalah penyakit yang bercokol di hati. Syahwat akan menyebabkan seseorang
menjadi mabuk, sebagaimana Allah berfirman :
"Demi umurmu[13],(Muhammad),
Sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)" (QS Al-hijr : 72).
Beliau juga mengatakan,” Hendaklah orang yang berakal mengetahui, bahwa
orang yang bergelimang dalam syahwat akan tergiur untuk berpindah, pada satu
jenis syahwat ke syahwat yang lain, namun tidak pernah puas karenanya. Karena
seakan itu telah menjadi bagian hidup yang mesti di jalaninya. Untuk itulah
anda juga melihat bahwa orang yang terus mabuk khomer dan zina, tidak pernah
merasakan seper sepuluh kepuasan yang didapat orang lain dalam hidupnya.”
Dituturkan puala, oleh syekh Muhammad Al-khudhar husain Rohimallah tentang
bahaya perzinaan,” Pada perbuatan zina itu terdapat kerusakan yang besar dan
keburukan yang merata, bisa menghancurkan keutamaan, menodai kehormatan,
menghapus sifat amanah, memutus ikatan kesetian, mendatangkan penyakit yang
mematikan pada jasad, dimanapun ia hidup, masyarakat akan menganggap bejat
moralnya, ternoda kehormatannya, serta menaruh rasa benci kepadanya, sementara
penyakit menggrogoti jasadnya.”
3,3. Merusak tatanan sosial
Zina juga, menyebabkan rusaknya garis keturunan, merusak ikatan persaudaraan,
serta menyebabkan kacaunya tatanan sosial. Berapa banyak bayi lahir tanpa
seorang ayah, serta di terlantarkan oleh seorang ibu yang tidak bertanggung
jawab. Demikian adalah korban yang secara sosial, yang pasti itu akan
menimbulkan problem. Adakalanya mereka harus menanggung derita sejak kecilnya,
atau bahkan sejak munculnya ia kedunia.
Kerusakan tersebut hingga
merambah kepada dosa besar yang lain berupa pembunuhan, yakni seperti membunuh bayi hasil dari hubungan zinanya,
bahkan yang masih di dalam perutnyapun
menjadi sasaran pembunuhannya. Maka ada munasabah (keterkaitan)
antara zina dan pembunuhan seperti yang ditunjukan
firman Allah;
“Dan
orang-orang
yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan
tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya Dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya).”( QS Al-Furqan :68)
Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[14]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya
kamu memahami(nya).(QS Al-An’am :
151)
Diantara para ulama menjelaskan adanya keterkaitan antara tindakan membunuh
dengan perzinaan. Karena zina pembunuhan dalam banyak sisi, biasanya pelaku
zina membunuh calon makhluk yang ada dalam rahimnya atau yang sering kita kenal
dengan aborsi dan bahkan bayi dibuang atau dibunuh setelah
kelahirannya.Kalaupun mereka membiarkan sibayi hidup, masih ada dampak bagi si
anak, juga bagi masyarakat. Anak menjadi tertekan dan terkucil dalam pergaulan,
sehingga sianak hanya bisa menanggung malu sang ibu yang membuat pebuatan yang
diharamkan Allah itu, Naudzubillahi mindzalik.
3,4. Mendatangkan Bencana dan Malapetaka
Zina merupakan tersangka utama atas bencana masal ketika telah merajalela.
Banyak jenis penyakit baru, aneh, sangat berbahaya dan belum ditemukan cara
pengobatannya dikalangan manusia. Ketika zina telah merajalela, maka berbagai penyakit
bermunculan dan mewabah tanpa diketahu darimana datangnya.
Diantaranya penyakit bermunculan itu adalah; virus HIP/AIDS, flu burung, SARS,
flu babi dan banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan dengan rinci. Maka
terbuktilah perkatan manusia agung, yakni Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
dalam sabdanya;
“Tiada perbuatan keji (zina) telah menyebar pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan
dengannya melainkan akan menjalarketengah merka penyakit tha’un dan berbagai
jenis yang belum pernah terjadi oleh orang-orang sebelum mereka.” (HR Ibnu Majah)
Banyak definisi yang disebutkan para ulama tentang maksud tha’un.
Al-Juhari menyebutkan bahwa tha’un adalah sesuatu yang menyebabkan
berubahnya kondisi dari biasanya, penyebarannya menjadi pertanda akan adanya
kematian secara masal seperti wabah. Sedangkan penulis An-Nihayah menebutkan
bahwa tha’un adalah penykit menular yang merusak udara, merusak air juga
merusak badan. Sedangkan Abul Walid Al-Baaji berpendapat bahwa tha’un
adalah penyakit yang menyerang banyak orang yang datangnya dari arah yang tidak
diduga, berbeda dengan penyakit umum yang biasanya menderita manusi.
Disebutkan juga dalam musnad Imam Ahmad riwayat dari Ummu Salamah bahwa ia
berkata,” Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,’
jika telah munculberbagai kemaksiatan ditengah- tengah umatku, maka Allah akan
menimpakan adzab dari sisi-Nya yang mengenai merka semua.’ Saya tanyakan pada
beliau,’ Ya Rasulullah apakah pada ketika itu didalamnya masih ada orang yang
sholeh?’Beliau menjawab,’Ya, benar’ Saya bertanya lagi,’ Lalu bagai mana dengan
meraka itu?’ Mereka tertimpa adzab sebagaimana menimpa orang-orang pada
umumnya, namun mereka akan mendapat ampunan dari keridhoan Allah Subahana
Wata’ala. Dalam Ad-Da wa Ad-Dawa, Imam Ibnu Qoyyim Al-jauziyyah merinci
akibat maksiat secara umum, dan zina adalah salah satu diantaranya yang wujud
dari 56 akibat. Semuanya berbahaya bagi jasmani maupun rohani,juga merusak
dunia dan akhirat.
3,5. Siksa Akhirat bagi pezina
Al-jaza min jinsil amal, balasan itu
tergantung dari hasil usahanya. Ketika zina mengandung unsur kerusakan sangat
besar, maka siksa yang disediakan bagi pelakunya pun terlampau dahsyat. Ibnu
Qoyyim menyebutkan,”Ketahuilah bahwa balasan itu berbanding lurus dengan amal.
Hati yang telah terpaut dengan sesuatu yang haram, setiap kali dia berhasrat
untuk meninggalkan dan keluar darinya pada akhirnya kembali ke dosa semula.
Begitu pula dengan balasannya dibarjakhm maupun di akhirat. Pada sebagian
riwayat hdits Samurah bin jundub yang disebutkan dalam shohih Al-Bukhori
disebutkan bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasllam bersabda;
“Suatu malam aku bermimpi ada dua orang yang mendatangiku, lalu keduanya
mengajakku keluar, maka aku pun bernjak bersama keduanya....lalu kami smpai
pada sebuh rumah yang dibangun seperti tungku, ternyata didalamnya ada suara
gaduh dan hiruk pikuk. Lalu kami melongok kearah tungku itu dan ternyata di
sana ada kaum laki-laki dan perempuan yang telanjang. Ketika api dinyalakan
merekapun berusaha naik keatas hingga hampir-hampir bisa keluar (dari tungku).
Jika api redup mereka pun kembali ketempat semula. Sayapun bertanya,”Siapakah
mereka?”Dia menjawab,”Adapun laki-laki dan perempuan yang telanjang yang
dibangunan semisal tungku itu adalah para pezina perempuan dan laki-laki.”(HR Al-bukhori)
Maka perhatikanlah kesesuaian siksa akhirat dalam hadits ini dengan kondisi
hati para pezina di dunia. Setiap kali mereka berkeinginan untuk bertaubat dan
berhenti darinya, serta keluar dari tungku syahwat menuju kesejukan taubat
ternyata kandas, dan setelah itu mereka kembali lagi padahal hampir mereka
keluar darinya.
Maka kerusakan manakah yang lebih merata dan lebih dahsyat bahayanya dari pada
zina? Wajar iblis begitu getol menyebar luaskan nya serta menjadikannya peroyek
utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar