Sabtu, 21 April 2012

Masalah Yang Timbul Karena Zina


                            Bagaimanapun bentuk kekejian yang menimpa, pasti ada suatu yang menjadi risiko atau tangguangan yang menjadi ikhwal permasalahan yang timbul, sehingga menjadi sebuah fenomena yang sangat mengerikan, dan menjadi buah dari ikhwal petaka tersebut, yang semua itu tidak terlepas dari sebuah gejolak yang ditimbukan sang pelaku perbuatan maksiat tersebut. diantaranya petaka yang timbul itu adalah;
3,l. Merusak Fithroh Manusia
                            Fithrah manusia bisa membaca, zina beserta seluruh ornamennya adala berupa cela. Akal bisa menalar bahwa zina adalah pengundang bencana. Hatipun bisa merasa, betapa zina akan menjatuhkan kemulian manusia.
                            Bukan saja menurut fihroh manusia, instink binatangpun menganggapnya sebagai cela. Imam Al-Bukhori menyebutkan didalam Shahihnya bahwa Amru bin Maimun Al-Adawi berkata; “ Dimasa jahiliyah aku melihat kera jantan yang berzina dengan kera betina, maka berkumpullah kera-kera yang lain untuk merajam keduanya hingga mati.
                            Tetapi sekarang, ketika zina sudah menjalar dan merebak sehingga menjamur dimana-mana, kepekaan manusia akan buruknya zina menjadi tumpul. Instink binatang bahkan lebih jalan dari akal manusia. Kebencian manusia terhadap zina sudah luntur, seperti orang yang sudah terbiasa bergumul dengan sampah, lambat laun hidungnya tak lagi merasakan busuknya sampah. Sehingga manusia tidak lagi memikirkan yang menjadi tanggungan hidupnya, yang menjadikan hidupnya tak lagi bermoral, seyogyanya sampah yang ditiup angin, yang tak tau kemana dia akan melangkah pergi. Padahal dia akan menuju lubang yang sempit dan gelap, yakni kematian yang akan menjemputnya dan dimana perbuatan semasa hidup akan dipetanggung jawabkannya pada yaumu hisab nanti.

3,2. Menghancurkan Agama pelakunya
                            Bagi pelaku, zina adalah biang kesengsaraan dan tercabutnya unsur-unsur kebahagiaan. Seperti yang disebukan Ibnu Qoyyim, “ Terkumpul pada tindakan zina segala bentuk keburukan berupa lemahnya agama, hilangnya sifat wara’(kepekaan dan kewaspadaan terhadap dosa), rusaknya susila dan tipisnya kebencian terhadap dosa. Maka tiadak anda dapatkan seorang pezina yang memiliki sifat wara’, setia janji, jujur dalam ucapan maupun kesetiaan pada teman dekat, dia juga tidak memiliki kecemburuan atas kekejian yang ia lakukan oleh  istrinya.”
                            Silakan tanya, masih adakah diantara ribuan bahkan jutaan pelacur yang masih menjaga shalat lima waktunya? Masih adakah dari sekian banyak lelaki hidung belang yang rajin mendatangi lokasi perzinaan, rajin pula mendatangi masjid untuk shalat berjamaah? Atau adakah dari sekian banyak mucikari yang menjadi da’i untuk menda’wahkan agama Allah? Sungguh suatu yang mustahil dan jauh dari pandangan akal.
                            Tercabutnya unsur keimanan didalam hati karena zina, dijelaskan oleh nabi yang artinya; “ Tidaklah seorang pezina itu beriman saat ia berzina.”
                            Zina juga menyebabkan hilangnya rasa malu, sedangkan rasa malu adalah sebuah kebaikan, juga merupakan salah satu cabang keimanan. Hilangnya rasa malu menyebabkan manusia lepas kontrol sehingga bisa berbuat apapun yang dia suka, meskipun bertentangan dengan akal sehat.
                            Selain itu juga zina merenggut kebahagiaan manusia. Syekhul Islam Ibnu taimiyyah berkata; “Sdah tidak diragukan lagi bahwa kesukaan terhadap tindakan zina adalah penyakit yang bercokol di hati. Syahwat akan menyebabkan seseorang menjadi mabuk, sebagaimana Allah berfirman :
"Demi umurmu[13],(Muhammad), Sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)" (QS Al-hijr : 72).
                            Beliau juga mengatakan,” Hendaklah orang yang berakal mengetahui, bahwa orang yang bergelimang dalam syahwat akan tergiur untuk berpindah, pada satu jenis syahwat ke syahwat yang lain, namun tidak pernah puas karenanya. Karena seakan itu telah menjadi bagian hidup yang mesti di jalaninya. Untuk itulah anda juga melihat bahwa orang yang terus mabuk khomer dan zina, tidak pernah merasakan seper sepuluh kepuasan yang didapat orang lain dalam hidupnya.”
                            Dituturkan puala, oleh syekh Muhammad Al-khudhar husain Rohimallah tentang bahaya perzinaan,” Pada perbuatan zina itu terdapat kerusakan yang besar dan keburukan yang merata, bisa menghancurkan keutamaan, menodai kehormatan, menghapus sifat amanah, memutus ikatan kesetian, mendatangkan penyakit yang mematikan pada jasad, dimanapun ia hidup, masyarakat akan menganggap bejat moralnya, ternoda kehormatannya, serta menaruh rasa benci kepadanya, sementara penyakit menggrogoti jasadnya.”

3,3. Merusak tatanan sosial
                            Zina juga, menyebabkan rusaknya garis keturunan, merusak ikatan persaudaraan, serta menyebabkan kacaunya tatanan sosial. Berapa banyak bayi lahir tanpa seorang ayah, serta di terlantarkan oleh seorang ibu yang tidak bertanggung jawab. Demikian adalah korban yang secara sosial, yang pasti itu akan menimbulkan problem. Adakalanya mereka harus menanggung derita sejak kecilnya, atau bahkan sejak munculnya ia kedunia.
                            Kerusakan tersebut hingga merambah kepada dosa besar yang lain berupa pembunuhan, yakni seperti membunuh bayi hasil dari hubungan zinanya, bahkan yang masih di dalam perutnyapun menjadi sasaran pembunuhannya. Maka ada munasabah (keterkaitan) antara zina dan pembunuhan seperti yang ditunjukan firman Allah
Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).”( QS Al-Furqan :68
 Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[14]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).(QS Al-An’am : 151)
                            Diantara para ulama menjelaskan adanya keterkaitan antara tindakan membunuh dengan perzinaan. Karena zina pembunuhan dalam banyak sisi, biasanya pelaku zina membunuh calon makhluk yang ada dalam rahimnya atau yang sering kita kenal dengan aborsi dan bahkan bayi dibuang atau dibunuh setelah kelahirannya.Kalaupun mereka membiarkan sibayi hidup, masih ada dampak bagi si anak, juga bagi masyarakat. Anak menjadi tertekan dan terkucil dalam pergaulan, sehingga sianak hanya bisa menanggung malu sang ibu yang membuat pebuatan yang diharamkan Allah itu, Naudzubillahi mindzalik.


3,4.  Mendatangkan Bencana dan Malapetaka
                            Zina merupakan tersangka utama atas bencana masal ketika telah merajalela. Banyak jenis penyakit baru, aneh, sangat berbahaya dan belum ditemukan cara pengobatannya dikalangan manusia. Ketika zina telah merajalela, maka berbagai penyakit bermunculan dan mewabah tanpa diketahu darimana datangnya.
                            Diantaranya penyakit bermunculan itu adalah; virus HIP/AIDS, flu burung, SARS, flu babi dan banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan dengan rinci. Maka terbuktilah perkatan manusia agung, yakni Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam sabdanya;
                            “Tiada perbuatan keji (zina) telah menyebar pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan dengannya melainkan akan menjalarketengah merka penyakit tha’un dan berbagai jenis yang belum pernah terjadi oleh orang-orang sebelum mereka.” (HR Ibnu Majah)
                            Banyak definisi yang disebutkan para ulama tentang maksud tha’un. Al-Juhari  menyebutkan bahwa tha’un adalah sesuatu yang menyebabkan berubahnya kondisi dari biasanya, penyebarannya menjadi pertanda akan adanya kematian secara masal seperti wabah. Sedangkan penulis An-Nihayah menebutkan bahwa tha’un adalah penykit menular yang merusak udara, merusak air juga merusak badan. Sedangkan Abul Walid Al-Baaji berpendapat  bahwa tha’un adalah penyakit yang menyerang banyak orang yang datangnya dari arah yang tidak diduga, berbeda dengan penyakit umum yang biasanya menderita manusi.
                            Disebutkan juga dalam musnad Imam Ahmad riwayat dari Ummu Salamah bahwa ia berkata,” Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,’ jika telah munculberbagai kemaksiatan ditengah- tengah umatku, maka Allah akan menimpakan adzab dari sisi-Nya yang mengenai merka semua.’ Saya tanyakan pada beliau,’ Ya Rasulullah apakah pada ketika itu didalamnya masih ada orang yang sholeh?’Beliau menjawab,’Ya, benar’ Saya bertanya lagi,’ Lalu bagai mana dengan meraka itu?’ Mereka tertimpa adzab sebagaimana menimpa orang-orang pada umumnya, namun mereka akan mendapat ampunan dari keridhoan Allah Subahana Wata’ala. Dalam Ad-Da wa Ad-Dawa, Imam Ibnu Qoyyim Al-jauziyyah  merinci akibat maksiat secara umum, dan zina adalah salah satu diantaranya yang wujud dari 56 akibat. Semuanya berbahaya bagi jasmani maupun rohani,juga merusak dunia dan akhirat.

3,5. Siksa Akhirat bagi pezina
                            Al-jaza min jinsil amal, balasan itu tergantung dari hasil usahanya. Ketika zina mengandung unsur kerusakan sangat besar, maka siksa yang disediakan bagi pelakunya pun terlampau dahsyat. Ibnu Qoyyim menyebutkan,”Ketahuilah bahwa balasan itu berbanding lurus dengan amal. Hati yang telah terpaut dengan sesuatu yang haram, setiap kali dia berhasrat untuk meninggalkan dan keluar darinya pada akhirnya kembali ke dosa semula. Begitu pula dengan balasannya dibarjakhm maupun di akhirat. Pada sebagian riwayat hdits Samurah bin jundub yang disebutkan dalam shohih Al-Bukhori disebutkan bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasllam bersabda;
                            “Suatu malam aku bermimpi ada dua orang yang mendatangiku, lalu keduanya mengajakku keluar, maka aku pun bernjak bersama keduanya....lalu kami smpai pada sebuh rumah yang dibangun seperti tungku, ternyata didalamnya ada suara gaduh dan hiruk pikuk. Lalu kami melongok kearah tungku itu dan ternyata di sana ada kaum laki-laki dan perempuan yang telanjang. Ketika api dinyalakan merekapun berusaha naik keatas hingga hampir-hampir bisa keluar (dari tungku). Jika api redup mereka pun kembali ketempat semula. Sayapun bertanya,”Siapakah mereka?”Dia menjawab,”Adapun laki-laki dan perempuan yang telanjang yang dibangunan semisal tungku itu adalah para pezina perempuan dan laki-laki.”(HR Al-bukhori)
                            Maka perhatikanlah kesesuaian siksa akhirat dalam hadits ini dengan kondisi hati para pezina di dunia. Setiap kali mereka berkeinginan untuk bertaubat dan berhenti darinya, serta keluar dari tungku syahwat menuju kesejukan taubat ternyata kandas, dan setelah itu mereka kembali lagi padahal hampir mereka keluar darinya.
                            Maka kerusakan manakah yang lebih merata dan lebih dahsyat bahayanya dari pada zina? Wajar iblis begitu getol menyebar luaskan nya serta menjadikannya peroyek utama.



[13]  Orang Arab biasa bersumpah dengan umur seseorang. disini Allah bersumpah dengan umur atau kehidupan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. untuk memuliakan beliau.

[14] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar